Dalam dunia kedokteran, Sphygmomanometer atau tensimeter merupakan peralatan medis yang wajib ada di setiap fasilitas kesehatan. Kamu pasti tahu, alat ini digunakan untuk memeriksa tekanan darahmu ketika kamu memeriksakan diri ke dokter. Salah satu yang umum digunakan adalah jenis tensimeter aneroid.
Tekanan darah dalam kisaran normal dapat menjamin kualitas hidup yang baik. Apabila tekanan darahmu rendah, kamu akan mengalami pusing, lesu, dan cepat lelah. Sebaliknya, tekanan darah tinggi membuatmu berisiko terkena penyakit berbahaya seperti serangan jantung, stroke, dan lain sebagainya.
Pada manusia dewasa, normalnya tekanan darah sistolik berkisar antara 100-130mmHg dan tekanan diastolik berkisar antara 60-90 mmHg. Satuan yang digunakan yaitu mmHg, singkatan dari millimeter hydrargium. Sebabnya adalah air raksa yang digunakan dalam salah satu jenis tensimeter yang paling akurat hasil pengukurannya.
Jenis Tensimeter Aneroid
Sebagai salah satu peralatan medis terpenting, tensimeter harus dapat melakukan pengukuran yang benar. Pengukuran yang benar akan menghasilkan bacaan yang akurat sehingga intervensi yang dilakukan dokter pun akan sesuai dan tepat sasaran.
Ada 3 jenis tensimeter yang dikenal dalam dunia kedokteran dan dipakai dalam fasilitas kesehatan. Jenis-jenis tensimeter tersebut adalah:
- Tensimeter Air Raksa
- Tensimeter Aneroid
- Tensimeter Digital
Dari ketiga tensimeter tersebut, tensimeter aneroid adalah jenis yang paling sering ditemui di banyak fasilitas kesehatan.
Perbandingan Antara Ketiga Tensimeter
- Tensimeter air raksa
Tensimeter yang pertama adalah tensimeter air raksa. Seperti pada namanya, tensimeter ini menggunakan air raksa sebagai penunjuk pada manometernya. Tensimeter jenis ini merupakan tensimeter konvensional yang sudah jarang digunakan.
Akurasi tensimeter air raksa adalah yang paling tinggi dibandingkan dengan dua jenis lainnya. Akan tetapi air raksa berdampak buruk bagi manusia.
- Tensimeter aneroid
Tensimeter aneroid lebih aman dari yang pertama karena menggunakan jarum mekanik pada manometernya. Keunggulan lain adalah ukurannya yang lebih ringkas sehingga lebih mudah dibawa kemana-mana. Tensimeter jenis ini harus dikalibrasi secara berkala agar keakuratannya tetap terjaga.
- Tensimeter digital
Jenis terakhir adalah tensimeter digital yang menampilkan hasil ukur secara otomatis. Jenis ini adalah tensimeter yang paling praktis bahkan untuk orang-orang non medis sekalipun. Tetapi kelemahannya ada pada akurasi tensimeter digital yang paling rendah di antara ketiga jenis tensimeter, juga harganya yang lebih mahal.
Tensimeter Aneroid Lebih Aman Daripada Tensimeter Air Raksa
Dari segi keamanan, tensimeter aneroid jelas lebih aman karena menggunakan jarum mekanik sebagai penunjuk pada manometer. Jika terjadi kontak dengan manusia, air raksa bersifat toksik yang dapat menyebabkan gangguan pada pernapasan, pencernaan, bahkan terhadap ginjal.
Selain itu, tensi meter aneroid lebih ringan daripada tensi meter air raksa. Ukurannya yang lebih ringkas membuat tensimeter aneroid tidak membutuhkan banyak ruang dalam tas yang kamu bawa.
Tensimeter Aneroid Lebih Akurat dan Lebih Terjangkau Daripada Tensimeter Digital
Dibandingkan dengan tensimeter digital, tensimeter aneroid memiliki akurasi yang lebih tinggi. Dengan melakukan kalibrasi secara berkala, juga cara pengukuran yang benar, akurasi tensimeter aneroid ini bisa selalu terjaga.
Tensimeter jenis ini juga lebih terjangkau daripada tensimeter digital. Karena itulah tensimeter jenis ini paling banyak dijumpai di berbagai fasilitas kesehatan.
Mendapatkan Hasil Pengukuran Akurat pada Tensimeter Aneroid
Melihat perbandingan di atas, tensimeter aneroid merupakan pilihan terbaik dari segi keamanan dan harga yang terjangkau. Akan tetapi, akurasi menjadi hal yang tidak bisa ditolerir untuk menghindari hal yang tidak diinginkan. Untuk itu, berikut cara agar kamu bisa mendapatkan hasil pengukuran akurat pada tensimeter aneroid.
- Lakukan kalibrasi secara berkala.
Tensimeter aneroid merupakan alat ukur analog. Agar hasil pengukurannya selalu akurat, harus dilakukan kalibrasi terhadap alat ukur ini dengan cara membandingkannya terhadap standar ukur menggunakan alat kalibrasi DPM (Digital Pressure Meter).
- Perhatikan cara pengukuran
Cara pengukuran juga menentukan akurasi pengukuran tensimeter aneroid. Yang perlu diperhatikan adalah pemasangan manset tidak boleh terlalu kencang atau terlalu kendur. Manset dipasang pada lengan yang dilakukan pengukuran sama tinggi dengan letak jantung, sekitar 2-3 jari dari lipat siku.
- Anjuran kepada pasien yang ingin diperiksa
Selain itu, terhadap pasien diberikan waktu 5 menit untuk beristirahat sebelum pengukuran. Pasien pun dianjurkan untuk tidak merokok, tidak makan, mengonsumsi kafein dan minuman beralkohol setidaknya 30 menit sebelumnya. Saluran kemih yang penuh juga akan memengaruhi tekanan darah sehingga pasien harus buang air seni dulu.
Pasien juga perlu bersikap tenang untuk mendapatkan hasil pengukuran yang tepat. Ajak pasien bicara untuk menenangkannya jika ia terlihat gelisah, karena stress bisa menaikkan denyut jantung.
- Gulung lengan baju pasien
Untuk hasil yang akurat, alat pemeriksa tekanan perlu ditempelkan langsung menyentuh kulit. Karenanya, minta pasien menggulung lengan baju sampai ke atas siku apalagi jika pakaian yang dipakai terlalu tebal.
Kamu juga bisa mengulangi pengukuran dengan jeda 2-3 menit untuk mendapatkan hasil yang paling akurat.
Kesimpulan
Sebagai alat pemantau tekanan darah, kualitas tensimeter harus diperhitungkan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Salah satu caranya adalah dengan memilih tensimeter yang memiliki paling banyak kelebihan.
Dengan membaca dan memerhatikan informasi di atas, jenis tensimeter aneroid adalah pilihan terbaik dari ketiga jenis tensimeter yang ada. Jenis ini memang tidak sempurna. Akan tetapi bisa menjadi pilihan utama dengan memperhatikan hal-hal yang perlu diperhatikan untuk menjaganya selalu dalam kondisi terbaik.